1. Analisa Karakter
Desain karakter Antareja ini saya buat dari melihat referensi beberapa karakter game yang pernah saya mainkan. Sedangkan desainnya aksesorisnya, saya melihat referensi dari Antareja versi Solo. Antareja yang saya gambar tidak seperti super hero pada umumnya, karena saya ingin tidak ingin menghilangkan ciri khas dari pewayangan Indonesia. Antareja yang saya gambar ini memiliki sisik di tangan kirinya. Saya menggambar sisik karena ia keturunan bangsa ular (dari ibunya, Dewi Nagagini). Saya menggambar di tangan kirinya, sebagai variasi untuk membedakan karakter Antareja yang saya buat dengan versi Antareja yang lainnya.
Aksesoris yang saya gunakan diantaranya adalah topi yang merupakan ciri khas pewayangan Indonesia, cincin Mustikabumi, gelang, celana, ikat pinggang berbentuk kain, dan sandal jepit. Cincin Mustikabumi merupakan cincin pemberian ibunya, yang mempunyai kesaktian menjauhkan dari kematian selama masih menyentuh bumi maupun tanah, dan dapat digunakan untuk menghidupkan kembali kematian di luar takdir. Ikat pinggang yang berbentuk kain, sebagai pengganti sarung yang biasa digunakan dalam pewayangan. Sandal jepit sebagai alas kaki yang juga menunjukkan bahwa Antareja merupakan seseorang yang cukup sederhana. Sedangkan gelang dan celana sebagai pelengkap dari karakter Antareja yang saya buat.
2. Stereotype dan Archetype
Stereotype
Karena Antareja merupakan keturunan dari manusia dan dewi bangsa ular, maka Antareja dapat digambarkan seperti manusia setengah ular. Sifatnya yang penyayang menggambarkan bahwa Antareja adalah orang baik-baik. Antareja juga memiliki beberapa kesaktian dan ia kebal terhadap senjata, sehingga dapat digambarkan bahwa Antareja seperti super hero yang otot-ototnya menonjol.
Archetype
Antareja merupakan keturunan bangsa ular, namun sifatnya baik. Karena biasanya ular digambarkan sebagai karakter yang jahat namun sifat Antareja yang baik, maka saya membuat desain Antareja sedemikian rupa supaya terlihat bijaksana, namun lucu. Sifat Antareja yang baik juga menunjukkan bahwa ia cinta damai. Oleh karena itu, ia tidak berotot seperti super hero yang senang bertarung.
3. Data Verbal
Raden Antareja atau Anantareja, juga mempunyai sebutan lain yaitu Nagabaginda dan Rupatala. Ia adalah anak Bimasena buah perkawinannya dengan Dewi Nagagini putri cantik anak Sang Hyang Antaboga, dewa penguasa Kahyangan Sapta Pertala. Letak kahyangan ini di dasar bumi lapisan ketujuh. Oleh karenanya dinamakan Kahyangan Sapta Pertala yang artinya Sapta (tujuh) dan Pertala (bumi atau tanah).
Antareja tinggal di kasatriyan Jangkarbumi. Ia adalah sosok pemuda tampan tetapi badannya memiliki sisik seperti ular. Hal tersebut dikarenakan Hyang Antaboga ayah dari Antareja merupakan Dewanya ular, yang mempunyai dua wujud, yaitu kadang berujud Dewa dan kadang berujud ular naga yang menakutkan. Untuk wujud yang kedua ini terutama jika Antaboga sedang marah.
Antareja terkenal sangat sakti. Ia memilki pusaka andalan yang berupa upas atau bisa mematikan. Musuh yang terkena semburan upas atau bisa pasti mati. Bahkan Antareja dapat mencelakai atau membunuh musuh dari jarak jauh, hanya dengan menjilat bekas jejak telapak kaki musuh.
Dengan kesaktian seperti itu, Antareja ditakuti lawan dan disegani kawan. Namun sayang, karena kesaktiannya Antareja terpaksa disingkirkan sebelum perang Baratayuda. Tragis memang kisah ini, Antareja sengaja disingkirkan bukan oleh musuhnya tetapi oleh Prabu Kresna yang menjadi botoh perang Baratayuda, yang seharusnya membotohi para Pandawa dan anak-anak Pandawa, termasuk Antareja.
Mengapa Kresna sampai hati membunuh Antareja yang masih keponakannya sendiri? Karena Kresna tahu isi kitab Jitabsara, yaitu kitab yang berisi skenario perang Baratayuda, bahwa pada perang Baratayuda Antareja diangkat menjadi senopati perang barisan Pandawa untuk menandingi Prabu Baladewa senopati perang barisan Kurawa. Jika perang tanding antara Antareja dan Prabu Baladewa benar-benar terjadi, dapat dipastikan bahwa Prabu Baladewa akan kalah dan gugur. Kresna sangat takut kehilangan orang yang sangat dicintainya yaitu Prabu Baladewa, kakaknya. Maka jika Antareja tidak dibunuh sebelum perang baratayuda, Kakaknyalah yang akan gugur di medan perang. Dan benarlah Antareja mati sebelum perang Barayuda meletus, karena tipu daya Prabu Kresna untuk menjilat jejak kakinya sendiri.
Antareja meninggalkan satu isteri yang bernama Dewi Ganggi, anak Ganggapranawa. raja ular dari negeri Tawingnarmada dan satu anak laki-laki yang diberi nama Jayasena.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Antareja
http://wayang.wordpress.com/2010/07/22/raden-antareja-anantareja/
http://tembi.org/wayang/20110325-Antareja.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar